Selasa, 06 November 2012

Pelabuhan Cinta


Pelabuhan Cinta
 
wahai ENGKAU sang pemilik cinta
jatuh dan tenggelamkan aku dalam cintaMU
hingga tak ada seorangpun dari aku yang mampu mengusik kekhusukanku
guna meraih kasih dan sayangMU

duhai ENGKAU sang pemilik rasa
sibukanlah aku dalam rindu akan hadirMU
sehingga diri ini senantiasa berdandan dengan tahmid dan tasbihMU
guna menggapai pertemuan yang sangat indah denganMU,

ya Robbana,,
sesungguhnya cinta ini adalah cintaMU
rindu ini adalah rinduMU
maka ijinkan aku untuk melabuhkan segala rasaku hanya kepadaMU
karena hanya ENGKAU yang patut memilikinya

ya Rohman,,ya Rakhim
dengan kasih dan sayang yang KAU miliki
aku mohon jagalah rasa dalam jiwaku
agar tak pernah berpaling dariMU


by:Anissa
Editing: Admin 
 
*** Silahkan Copy paste Puisi ini, dengan catatan sertakan linknya. ***
Terima Kasih

Senin, 05 November 2012

MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM MEMPERBAIKI SISTEM

MEMPERBAIKI DIRI SEBELUM MEMPERBAIKI SISTEM

DI ANTARA prioritas yang dianggap sangat penting  dalam  usaha perbaikan   (ishlah)   ialah   memberikan  perhatian  terhadap pembinaan  individu   sebelum   membangun   masyarakat;   atau memperbaiki  diri  sebelum  memperbaiki  sistem dan institusi. Yang paling tepat ialah  apabila  kita  mempergunakan  istilah  yang  dipakai  oleh  al-Qur'an yang berkaitan dengan perbaikan diri ini; yaitu:

   "...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu    kaum sehingga mereka mengubah keaduan yang ada pada diri mereka sendiri..." (ar-Ra'd: 11)

Inilah  sebenarnya  yang  menjadi  dasar  bagi  setiap   usaha perbaikan,  perubahan,  dan pembinaan sosial. Yaitu usaha yang dimulai dari individu, yang menjadi  fondasi  bangunan  secara menyeluruh.  Karena  kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah  bangunan  yang  selamat  dan  kokoh kalau   batu-batu  fondasinya keropos dan rusak.

Individu   manusia   merupakan  batu  pertama  dalam  bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk  manusia  Muslim yang benar dan mendidiknya --dengan pendidikan Islam yang sempurna-- harus diberi  prioritas  atas usaha-usaha  yang  lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala macam
pembinaan  dan  perbaikan.  Itulah  pembinaan  yang  berkaitan dengan diri manusia.

Sesungguhnya pembinaan manusia secara individual untuk menjadi manusia yang salih merupakan tuga utama para nabi Allah, tugas para khalifah pengganti nabi, dan para pewaris setelah mereka.

Pertama-tama yang harus dibina dalam diri manusia ialah  iman. Yaitu  menanamkan  aqidah  yang  benar  di dalam hatinya, yang meluruskan pandangannya terhadap  dunia,  manusia,  kehidupan, dan  tuhan  alam semesta, Pencipta manusia, pemberi kehidupan. Aqidah  yang  mengenalkan  kepada  manusia  mengenai  prinsip, perjalanan dan tujuan hidupnya di dunia ini. Aqidah yang dapat menjawab pelbagai pertanyaan yang  sangat  membingungkan  bagi orang  yang  tidak  beragama:  "Siapa  saya? Dari manakah saya berasal? Akan kemanakah perjalan hidup saya? Mengapa saya  ada
di  dunia  ini?  Apakah  arti hidup dan mati? Apa yang terjadi sebelum adanya kehidupan? Dan apakah yang akan terjadi setelah kematian? Apakah misi saya di atas planet ini sejak saya masih
di alam konsepsi hingga saya meninggal dunia?

Iman  --bukan  yang  lain--  adalah  yang  memberikan  jawaban memuaskan  bagi  manusia  terhadap pertanyaan-pertanyaan besar berkaitan dengan perjalanan hidup manusia itu.  Ia  memberikan tujuan,  muatan makna, dan nilai bagi kehidupannya. Tanpa iman manusia akan menjadi debu-debu halus yang  tidak  berharga  di alam wujud ini, dan sama sekali tidak bernilai jika dihadapkan kepada kumpulan benda di alam semesta yang sangat besar.  Umur manusia   tidak   ada  apa-apanya  kalau  dibandingkan  dengan perjalanan geologis yang berkesinambungan pada  alam  semesta, dan  yang  akan  terus  berlangsung  dan  tidak akan berakhir. Kekuatan Manusia tidak akan ada apa-apanya kalau  dibandingkan dengan  pelbagai  kejadian  di  alam  semesta  yang  mengancam keselamatannya; seperti: gempa  bumi,  gunung  meletus,  angin ribut,  banjir,  yang  merusak  dan  membunuh  manusia. Ketika berhadapan dengan  pelbagai  peristiwa  alamiah  itu,  manusia tidak  dapat  berbuat  apa-apa,  walaupun  dia  mempunyai ilmu pengetahuan, kemauan, dan teknologi canggih.

Selamanya, iman merupakan  pembawa  keselamatan.  Dengan  iman kita  dapat  mengubah  jati diri manusia, dan memperbaiki segi batiniahnya. Kita tidak dapat menggiring manusia seperti  kita menggiring  binatang ternak; dan kita tidak dapat membentuknya sebagaimana kita membentuk peralatan rumah tangga yang terbuat dari besi, perak atau bijih tambang yang lainnya.

Manusia  harus  digerakkan  melalui akal dan hatinya. Ia harus diberi kepuasan sehingga  dapat  merasakan  kepuasan  itu.  Ia harus  diberi petunjuk agar dapat meniti jalan yang lurus; dan ia harus digembirakan dan diberi peringatan,  agar  dia  dapat bergembira dan merasa takut dengan adanya peringatan tersebut. Imanlah  yang  menggerakkan  dan  mengarahkan  manusia,  serta melahirkan  berbagai  kekuatan  yang  dahsyat  dalam  dirinya. Manusia tidak akan  memperoleh  kejayaan  tanpa  iman.  Karena sesungguhnya  iman  membuatnya  menjadi  makhluk  baru, dengan semangat yang baru, akal baru,  kehendak  baru,  dan  filsafat hidup  yang  juga  baru. Sebagaimana yang kita saksikan ketika para ahli sihir Fir'aun beriman kepada  Tuhan  nabi  Musa  dan Harun.  Mereka  menentang kesewenangan Fir'aun, sambil berkata kepadanya dengan penuh ketegasan dan kewibawaan:

   "... maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja... (Taha: 72)

Kita juga dapat  melihat  para  sahabat  Rasulullah  saw  yang keimanan  mereka  telah memindahkan kehidupan Jahiliyah mereka kepada  kehidupan  Islam;  dari   penyembahan   berhala,   dan penggembalaan  kambing  kepada  pembinaan  umat  dan  menuntun manusia kepada petunjuk Allah SWT, serta  mengeluarkan  mereka dari kegelapan kepada cahaya.

Selama  tiga  belas  tahun  di  Makkah  al-Mukarramah, seluruh perhatian dan kerja-kerja Nabi saw  --yang  berbentuk  tabligh dan  da'wah--  ditumpukan  kepada  pembinaan  generasi pertama berdasarkan keimanan.

Pada  tahun-tahun  itu  belum  turun  penetapan  syariah  yang mengatur  kehidupan  masyarakat,  menetapkan hubungan keluarga dan hubungan sosial, serta menetapkan  sanksi  terhadap  orang yang   menyimpang  dari  undang-undang  tersebut.  Kerja  yang dilakukan oleh al-Qur'an dan  Rasulullah  saw  adalah  membina manusia  dan  generasi  sahabat  Rasulullah  saw, mendidik dan membentuk mereka, agar mereka dapat menjadi pendidik di  dunia ini setelah kepergian baginda Rasul.

Dahulu,  rumah  Al-Arqam  bin  Abi  al-Arqam memainkan peranan untuk itu. Kitab suci Allah SWT  diturunkan  kepada  Rasul-Nya sedikit  demi  sedikit sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi pada saat itu; agar dia membacakannya  kepada  manusia  secara perlahan-lahan,  untuk  memantapkan keyakinan hati mereka, dan orang-orang yang beriman kepadanya. Nabi saw menjawab berbagai pertanyaan  orang  musyrik  pada  waktu  itu dengan mematahkan hujah-hujah mereka, sehingga hal  ini  sangat  besar  perannya dalam  membina  kelompok  orang-orang beriman, memperbaiki dan mengarahkan perjalanan hidup mereka. Allah SWT berfirman:

   "Dan al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya    perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (al-Isra,: 106)
  
   "Berkatalah orang-orang kafir: "Mengapa al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus saja?"
   Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya."
   (al-Furqan: 32-33)

Tugas terpenting yang mesti kita lakukan pada hari ini apabila kita  hendak  melakukan  perbaikan  terhadap keadaan umat kita ialah melakukan permulaan yang tepat,  yaitu  membina  manusia dengan  pembinaan  yang  hakiki  dan  bukan hanya dalam bentuk luarnya  saja.  Kita  harus  membina  akal,  ruh,  tubuh,  dan perilakunya  secara  seimbang.  Kita  membina  akalnya  dengan pendidikan; membina ruhnya dengan ibadah;  membina  jasmaninya dengan  olahraga;  dan  membina perilakunya dengan sifat-sifat yang mulia. Kita dapat membina kemiliteran  melalui  disiplin; membina  kemasyarakatannya  melalui  kerja sama; membina dunia politiknya dengan penyadaran. Kita harus  mempersiapkan  agama dan  dunianya secara bersama-sama agar ia menjadi manusia yang baik,  dan  dapat  mempengaruhi  orang  untuk  berbuat   baik, sehingga  dia  terhindar  dari  kerugian di dunia dan akhirat; sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

   "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan
   nasihat- menasihati supaya menetapi kesabaran." (al-'Ashr: 1-3)

Usaha itu tidak dapat dilakukan dengan  baik  kecuali  melalui pandangan  yang menyeluruh terhadap wujud ini, dan juga dengan filsafat hidup yang jelas,  proyek  peradaban  yang  sempurna, yang  dipercayai  oleh  umat, sehingga ia mendidik anak lelaki dan perempuannya dengan penuh keyakinan, bekerja sesuai dengan hukum yang telah ditentukan dan berjalan pada jalur yang telah digariskan. Bagaimanapun, semua institusi yang  ada  di  dalam umat  (masjid  dan universitas, buku dan surat kabar, televisi dan radio) mesti melakukan  kerja  sama  yang  baik,  sehingga tidak  ada  satu  institusi yang naik sementara institusi yang lainnya tenggelam, atau ada satu perangkat yang  dibangun  dan pada  saat yang sama perangkat lainnya dihancurkan. Pernyataan di atas dibenarkan oleh ucapan penyair terdahulu:

   "Dapatkah sebuah bangunan diselesaikan; Apabila engkau membangunnya dan orang lain menghancurkannya?"

FIQH PRIORITAS
Sebuah Kajian Baru Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Dr. Yusuf Al Qardhawy

Ikatan Cinta

 Kumpulan Puisi cinta romantis, Puisi Cinta Islami, Kata Mutiara Islami, Kata Motivasi Terbaru.

 

Ikatan Cinta

jangan menangis kekasihku,,
berbahagialah...
karena kita diikat bersama dalam satu cinta
hanya dengan cinta yang indah
kita mampu bertahan atas segala penderitaan

kemarin aku sendiri didunia ini
 kini kita disatukan dalam ikatan cinta suci
sekarang aku tidak sendiri lagi
hadirmu dalam ruang hati selalu kunanti
bersama kita raih cinta suci ini

dalam kesendirianku adalah sebengis kematian
kemarin diriku adalah sepatah kata tak bersuara
didalam keheningan malam ku
aku menjelma menjadi nyanyian indah di atas lidah dunia
dan semua itu hanya karena kamu



by:Anissa
Editing: Admin 
*** Silahkan Copy paste Puisi ini, dengan catatan sertakan linknya. ***
Terima Kasih

Menggapai Cinta Ilahi

Kumpulan Puisi cinta romantis, Puisi Cinta Islami, Kata Mutiara Islami, Kata Motivasi Terbaru.

  Menggapai Cinta Ilahi

kupandang mega telah memerah
lantunan merdu mulai bergema
memanggil kita untuk merendah
mendekap cinta sang pencipta,,,

bergegas diri untuk berjumpa
berjumpa denganMU duhai sang pencinta
tak peduli halang yang menerjang
ku tetap berlari menuju istanaMU yang begitu megah
ku tinggalkal sejenak riuh dunia
karena aku ingin meneguk cintaMU yang teramat indah,,,

ya Robbi,,,
dalam diam hati selalu bertanya
pantaskah aku menjadi kekasihMU
sementara diri masih sibuk mengenyampingkanMU
wahai ENGKAU yang maha pengasih
tolong jagalah hatiku
agar tak mampu berpaling dariMU

by:Anissa
Editing: Admin 

*** Silahkan Copy paste Puisi ini, dengan catatan sertakan linknya. ***
Terima Kasih





Minggu, 04 November 2012

Nilai Sebuah Kejujuran

Kejujuran adalah salah satu faktor penting dalam penyucian jiwa dalam menggapai cinta kita kepada Allah swt, tanpa ada kejujuran dalam jiwa kita mustahil hati kita bisa tenang. Dalam menjalakan kehidupan sehari-hari perasaan kita selalu diliputi rasa was-was atau gelisah. Ketika manusia sudah mulai tidak jujur terhadap manusia yang lain, maka mulailah muncul perseteruan, pertengkaran, percekcokan, perselisihan dan berujung pada penghilangan nyawa seorang manusia. 

Ketika manusia sudah tidak jujur dengan alam, maka mulailah kehancuran alam, ilegal logging yang berujung pada kemurkaan alam dengan longsor, banjir, semburan gas alam, semburan lumpur yang berujung pada musnahnya juga aspek-aspek penting dan semua pengisi alam termasuk manusianya itu sendiri. Dan ketika manusia tidak lagi jujur dengan Tuhannya, maka kemurkaan Tuhan turun dan lebih seram dari kemurkaan alam, hasilnya? manusia tidak lagi sempat memohon ampun ketika Tuhan mencabut nyawa manusia itu. 

Tanyalah kepada hati kita apa yang terbaik untuk membalas kejujuran yang di berikan seseorang pada kita.. paling penting kejujuran tak ada nilainya dan tak ada di jual di mana-mana sekali pun kita tawarkan harga yang paling tinggi untuk memilikinya..

Walaupun ada kalanya kejujuran di balas dengan kekecewaan tapi tak semua begitu, aku masih percaya akan adanya kebaikan dalam setiap kejujuran yang di berikan...

Berapa harga sebuah kejujuran?

Walaupun untuk bersikap jujur memerlukan seribu alasan dan ada masanya kejujuran itu akan membawa kepada sesuatu yang tidak kita duga tapi percayalah penghujung nya tetap akan ada manisnya...

Mana ada manusia yang jujur seratus persen ?, sedikit sebanyak tetap ada rahasia yang tersimpan rapi.. itu hak pribadi jadi tak perlu di persoalkan..

dalam peristiwa yang nampak jujur tetap ada rahasia di sebaliknya, dan ada juga yang jujur tapi ia tak jelas akan kejujuran itu..

semua tu datang dari hati bukan dengan paksaan.. tak ada siapa yang memaksa siapa untuk bersikap jujur, tapi percaya lah andai kita jujur dengan diri kita sendiri maka hati dan pikiran kita akan lebih tenang dan lebih fokus dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menggapai cinta Allah.


Wassalam

Akan Datang Penghuni Surga

Di suatu hari Nabi Muhammad Saw sedang duduk di Masjid bersama para sahabatnya. Tiba-tiba Nabi berseru, "akan datang penghuni surga." Serentak para sahabat memandang ke arah pintu. Ternyata datanglah seorang sahabat yang memberi salam pada mejelis Nabi Muhammad Saw lalu shalat. 

Keesokan harinya lagi, pada sitausi yang sama, Nabi Muhammad Saw berseru, "Akan datang penghuni surga." Tiba-tiba hadir dari arah pintu sahabat yang kemaren juga digelari Rasul penghuni surga. 

Selepas bubarnya mejelis Nabi Muhammad Saw, seorang sahabat mengejar "penghuni surga" tersebut. Ia berkata, "maafkan saya wahai saudaraku. Aku bertengkar dengan keluargaku bolehkah aku barang satu-dua hari menginap di rumahmu?" 

"Penghuni surga" ini lalu berkata, "baiklah..." Satu hari berlalu, dua hari berlalu dan tiga hari pun berlalu. Akhirnya sahabat ini tak tahan dan berkata pada "penghuni surga". "Wahai saudaraku sebenarnya aku telah berbohong padamu. Aku tak bertengkar dengan keluargaku. Aku bermalam di rumahmu untuk melihat apa amalanmu karena aku mendengar rasul menyebutmu penghuni surga. Tapi setelah aku perhatikan amalan mu sama dengan apa yang aku kerjakan. Aku jadi tak mengerti....." 

"Penghuni surga" itu menjawab, "maafkan aku, memang inilah aku! Ibadah yang aku jalankan tidak kurang- tidak lebih sebagaimana yang engkau saksikan selama tiga hari ini. Aku tak tahu mengapa Rasul menyebutku "penghuni surga". 

Sahabat itu lalu pergi meninggalkan "penghuni surga". Tiba-tiba "penghuni surga" itu memanggil sahabat tersebut. "Saudaraku, aku jadi teringat sesuatu. Aku tak pernah dengki pada sesama muslim. Mungkin ini......" 

Sahabat tersebut langsung berseru, "ini dia yang membedakan engkau dengan kami. Ini dia rahasianya mengapa Rasul menyebutmu penghuni surga. Ini yang tak dapat kami lakukan." 

Ternyata, soal dengki ini bukan persoalan sepele. Ada seorang tukang sate di tempat saya. Alhamdulillah satenya yang memang empuk itu laris bukan main. Tetangganya mulai mencibir dan menuduh si Tukang sate memelihara tuyul. Ketika anak si Tukang Sate kecelakaan, lagi-lagi tetangganya mencibir, "rasakan! itulah tumbal akibat main tuyul!" 

Lihatlah kita. Apakah kita bertingkah laku persis tetangga Tukang Sate tersebut? Kita tak rela kalau saudara kita memiliki nilai "lebih" di mata kita. Repotnya, rumput tetangga itu biasanya terlihat lebih "hijau" dibanding rumput kita. Kita dengki dengan keberhasilan saudara kita. 

Ada seorang wanita karir yang berhasil. Karena beban kerjanya dia sering kerja lembur sampai baru pulang saat larut malam. Tetangganya menuduh ia wanita jalang. Ketika dari hasil jerih payahnya ia mampu membeli mobil, tetangganya ribut lagi, kali ini ia disebut "simpanan seorang bos". 

Masya Allah! Bukannya belajar dari keberhasilan saudara kita tersebut, kita malah mencibir dan menuduhnya yang bukan-bukan. 

Dengki adalah persoalan hati. Dari dengki biasanya lahir buruk sangka, kemudian dari buruk sangka biasanya lahir fitnah dan tuduhan, untuk menyebarkan fitnah ini kita bergosip kemana-mana sambil menggunjingkan perilaku orang tersebut. 

Lihatlah, bermula dari dengki kemudian menyusul perbuatan dosa yang lain! 

Sulit sekali menghilangkan rasa dengki tersebut. Untuk itu marilah kita minta perlindungan-Nya: 

    "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan KEDENGKIAN dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS 59:10) 

Armidale, 2 September 1997

Nadirsyah Hosen adalah dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Hukum yang mewajibkan berjilbab.


Telah menjadi suatu ijma' bagi kaum Muslimin di semua negara dan  di  setiap  masa  pada  semua  golongan  fuqaha, ulama,ahli-ahli hadis dan ahli tasawuf, bahwa  rambut  wanita  itu termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh dibuka dihadapan orang yang bukan muhrimnya.

Adapun sanad  dan  dalil  dari  ijma'  tersebut  ialah  ayat Al-Qur'an:

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya,     dan janganlah menampakkan  perhiasannya, kecuali     yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka     menutupkan kain kerudung ke dadanya, ..."    (Q.s. An-Nuur: 31).

Maka,  berdasarkan  ayat  di atas, Allah swt. telah melarang bagi  wanita  Mukminat  untuk  memperlihatkan  perhiasannya. Kecuali  yang  lahir  (biasa  tampak). Di antara para ulama, baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang mengatakan bahwa rambut  wanita  itu  termasuk  hal-hal  yang  lahir;  bahkan ulama-ulama yang  berpandangan  luas,  hal  itu  digolongkan perhiasan yang tidak tampak.

Dalam  tafsirnya,  Al-Qurthubi mengatakan, "Allah swt. telah melarang kepada kaum  wanita,  agar  dia  tidak  menampakkan perhiasannya   (keindahannya),  kecuali  kepada  orang-orang tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak."

Ibnu Mas'ud berkata, "Perhiasan yang  lahir  (biasa  tampak) ialah   pakaian."  Ditambahkan  oleh  Ibnu  Jubair,  "Wajah" Ditambah pula oleh Sa'id Ibnu Jubair dan  Al-Auzai,  "Wajah, kedua tangan dan pakaian."

Ibnu  Abbas,  Qatadah  dan Al-Masuri Ibnu Makhramah berkata, "Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah celak, perhiasan dan cincin termasuk dibolehkan (mubah)."

Ibnu Atiyah berkata, "Yang jelas bagi saya ialah yang sesuai dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita diperintahkan  untuk tidak  menampakkan  dirinya dalam keadaan berhias yang indah dan supaya berusaha  menutupi  hal  itu.  Perkecualian  pada bagian-bagian  yang  kiranya berat untuk menutupinya, karena darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan."

Berkata Al-Qurthubi, "Pandangan Ibnu  Atiyah  tersebut  baik sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu tampak di waktu biasa  dan  ketika  melakukan  amal  ibadat,  misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya."

Hal  yang  demikian  ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma' binti  Abu Bakar  r.a.  bertemu dengan Rasulullah saw, ketika itu Asma' sedang  mengenakan  pakaian  tipis,  lalu  Rasulullah   saw. memalingkan muka seraya bersabda:
"Wahai Asma'! Sesungguhnya, jika seorang wanita      sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi     dirinya menampakkannya, kecuali ini ..." (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya).

Dengan demikian, sabda Rasulullah saw. itu menunjukkan bahwa rambut  wanita   tidak   termasuk   perhiasan   yang   boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.

Allah  swt.  telah  memerintahkan  bagi  kaum wanita Mukmin, dalam  ayat  di  atas,  untuk  menutup  tempat-tempat   yang biasanya  terbuka  di  bagian dada. Arti Al-Khimar itu ialah "kain  untuk  menutup  kepala,"  sebagaimana   surban   bagi laki-laki,   sebagaimana  keterangan  para  ulama  dan  ahli tafsir. Hal ini (hadis  yang  menganjurkan  menutup  kepala) tidak terdapat pada hadis manapun.

Al-Qurthubi  berkata,  "Sebab  turunnya  ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup  kepala  dengan akhmirah  (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang, sehingga dada, leher dan telinganya  tidak  tertutup.  Maka, Allah swt. memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya."

Dalam riwayat Al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a.  telah  berkata, "Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah."

Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka.

Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di  bagian  lehernya,  Aisyah r.a.   lalu   berkata,   "Ini   amat   tipis,   tidak  dapat menutupinya."

---------------------------------------------------
Fatawa Qardhawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah

Astaga...Ternyata YESUS Bukan TUHAN !!!

(Sekedar sharing Sahabat,postingan ini bukan untuk menyinggung non muslim namun hanya sekedar berbagi untuk kita umat Islam, untuk menambah iman kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala....
Biarpun para Nasrani menganggap Yesus al Masih adalah Tuhan namun kita harus menghormatinya sebagaimana Firman Allah : "Lakum dinukum waliya diin " yng artinya : Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku (QS Kafiirun)..jaga ukhuwah.... Salam Sahabat...!!!!)

 1.Silsilah Yesus Kristus

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya …. Yakub memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus …… (Matius 1 : 1 …… dst).

Sebenarnya silsilah Yesus (Nabi Isa as) hanya bisa dinisbatkan kepada ibunya Maryam karena kelahiran beliau tidak melalui hubungan biologis. Yesus (Nabi Isa) lahir dari kalamullah maka lebih pantas disebut Yesus (Isa) bin Maryam, bukannya Isa (Yesus) bin Yusuf. Karena ia dilahirkan oleh manusia, maka Yesus adalah 100% manusia dan bukan Tuhan !

Yang namanya Tuhan (Allah), mustahil bersilsilah, Dia tidak berawal dan tidak berakhir. Maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

    Setiap yang bersilsilah, pasti dia bukan Tuhan !

    Yesus bersilsilah, berarti Yesus bukan Tuhan !!

Dalam Qs. 57 Al Hadiid ayat 3 dijelaskan sebagai berikut :

 "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qs. 57 Al Hadiid 3)

Ayat tersebut menjelaskan, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir, sementara Yesus (Nabi Isa) berawal dan berakhir. Berawal dari kelahirannya dan berakhir dengan kematiannya.

1. Setiap yang berawal dan berakhir, pasti bukan Tuhan !

2. Yesus berawal dan berakhir, berarti Yesus bukan Tuhan !!

2. Kelahiran Yesus Kristus

"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1 : 21).

Ayat tersebut merupakan nubuat Allah buat Maryam bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Yesus, sebagai penyelamat Umat yaitu Bani Israel.

    Setiap yang dilahirkan, pasti bukan Tuhan.

    Yesus dilahirkan, berarti Yesus bukan Tuhan.

    Yesus menjadi penyelamat umatnya (Bani Israel) berarti Yesus hanya seorang utusan Tuhan, manusia biasa dan bukan Tuhan.

Al Qur'an juga menginformasikan kelahiran Yesus sebagai berikut :

"(Jibril) berkata, "Aku hanyalah utusan Tuhan-mu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci." (Qs 19 Maryam 19).

 3. Yesus Pemimpin Umat Israel 

"Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-ali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel." (Matius 2:6).

Yesus dinubuatkan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatnya Israel.

    Setiap yang dinubuatkan Tuhan, pasti bukan Tuhan.

    Yesus dinubuatkan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

    Setiap yang dijadikan penggembala bagi umat Israel, pasti bukan Tuhan.

    Yesus dijadikan penggembala bagi Israel, berarti Yesus bukan Tuhan.

4. Yesus dibaptis oleh Yohanes

"Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibabtis olehnya." (Matius 3:13).

Kalau Yesus itu Tuhan, mestinya Yesus yang membaptis Yohanes, bukan sebaliknya. Setiap orang baru memasuki wilayah suatu agama, pintu pertama yang harus dia lewati yaitu "pembabtisan", yang kalau dalam Islam "Bersyahadat". Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan harus dibabtis.

    Setiap yang dibabtis, pasti bukan Tuhan.

    Yesus dibabtis, berarti Yesus bukan Tuhan.
    
5. Yesus dikasihi oleh Tuhan.

"Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah AKu berkenan." (Matius 3:17).

Suara yang terdengar dari langit itu adalah suara Tuhanyang mengasihi dan berkenan terhadap anak-Nya yaitu Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, suara Tuhan yang mana lagi  yang ia dengar? Bukankah Tuhan itu hanya satu?

    Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan.

    Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

    Setiap yang dikasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan.

    esus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

6. Yesus dibawa dan dicoba oleh iblis

"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis." (Matius 4:1).

Jika Yesus itu Tuhan, mestinya Tuhanlah yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Sangat tidak rasional jikat Tuhan harus dicobai oleh Iblis. Sebagai seorang Nabi atau Rasul, tentu sangat wajar jika Yesus dicobai Iblis karena dia hanya seorang yang diutus oleh Tuhan.

    Setiap yang di coba oleh iblis, pasti bukan Tuhan.

    Yesus di coba oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan.

"Hai sekalian manusia, telah dijadikan suatu perumpamaan, maka dengarlah perumpamaan itu. Sesungguhnya yang kamu seru selain Allah, mereka tidak sekali-kali dapat membuat lalat walaupun mereka hanya berhimpun untuk itu. Dan jika lalat itu merampas semua dari mereka, niscaya mereka tidak sanggup merebutnya dair lalat itu. (Inilah)  kelemahan yang menuntut (si penyembah) dan yang dituntut (benda yang disembah)." (Qs 22 Al Hajj 73).

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh....


Sumber : H. Insan LS Mokoginta

Islam Rahmatan Lil 'Alamin

“ISLAM SELURUH ALAM”. Mengapa Islam Seluruh Alam, ini kerana Allah swt hanya menerima Islam sebagai pegangan, petunjuk, kebenaran, rahmat dan merangkumi semua aspek kehidupan hamba-hamba ciptaan Allah swt.

“Para Nabi Dari Nabi Adam a.s Sehingga Nabi Isa a.s Adalah Umpama Batang-Batang Sungai Yang Hangat Mengalir Menuju Samudera Raya, Di Situlah Nabi Muhammad saw Yang Di Utus Untuk Seluruh Umat Para Nabi Dan Umat Manusia Seluruhnya Sehingga Datangnya Kiamat”

Mungkin agak sukar untuk diterima masyarakat dunia bahwa Rasulullah saw adalah Utusan, Pedoman & Rahmat bagi sekalian alam. Tanpa disedari Kitab-Kitab Agama selain Al-Quran juga menyentuh tentang keperibadian Nabi Muhammad saw selaku Utusan untuk seluruh umat Para Nabi dan juga umat seterusnya sehingga ke hari Kiamat.

Berikut adalah hikmah Kedatangan Rasulullah saw adalah:

    Memperbetulkan tauhid manusia kepada Allah swt dan meninggalkan amalan buruk menyembah manusia, menyembah berhala atau apa saja.
    Sebagai Pembatas Kepalsuan dan Kebenaran, membenarkan kitab-kitab terdahulu seperti memperbetulkan pandangan manusia terhadap Tuhan dan para utusan Allah swt di masa lalu
    Menjaga keaslian Kitab Taurat, Kitab Zabur dan Kitab Injil dari terus dinodai dan dirubah hakikat pernyataan-pernyataan berkenaan Ilmu Tauhid, Syariat dan lain-lain hal.

Benarkah Nabi Muhammad SAW tidak pernah dinubuatkan di dalam Kitab Injil? Apakah yang dikatakan Jesus Tentang Kerasulan Nabi Muhammad SAW? Sepanjang kehidupan Rasulullah SAW, apakah kriteria yang ditampilkan beliau tidak memenuhi apa yang tercatat di dalam Kitab Injil? Segala-galanya bakal saya tampilkan berdasarkan kajian daripada Tokoh-Tokoh Muslim maupun Tokoh-Tokoh Non-Muslim.

(A) Nama Nabi Muhammad Dalam Kitab Kidung Agung

    (Kidung Agung 5:16)
    hikvō mamətaqqîm vəkullvō mahămadîm zeh dwōdî vəzeh rē‘î bənwōt yərûšālāim.

    Lafaz Ibrani pada kitab Kidung Agung (Song of Solomon) sangat jelas mencantumkan nama Muhammad (MHMD) dengan menambahkan kata “dim” yang bermaksud “Yang Agung”.

    (Teramat manis tutur katanya, dia adalah mahămadîm. Inilah kekasihku dan sahabatku, O puteri-puteri Yerusalem.)

    mahămadîm dalam Bible berbahasa Inggris diterjemahkan “lovely “, dalam bahasa Arab mahămadîm seharusnya menjadi MUHAMMADIM.

Namun pendeta/pastur Arab Kristen yang tidak mau untuk menerima kebenaran kata “muhammadim” adalah nabi “Muhammad Yang Agung”. Mereka mengatakan bahwa muhammadim artinya seseorang yang memiliki karakteristik terpuji (bahasa Arab : hamidah). Dan ternyata para pendeta Arab Kristen cepat bertindak dengan mengedit Bible dan mengubah mahămadîm menjadi Habiibii seperti yang dapat anda saksikan di Bible berbahasa Arab terkini.

Namun, benarkah “muhammadim” hanyalah sifat dan sama sekali bukan nama orang ? Sekarang  perhatikan ayat-ayat lain di dalam Bible ini;

    (Kidung Agung 5:10)

    (Hebrew) דודי צח ואדום דגול מרבבה׃

    (Hebrew With Vowel) דֹּודִי צַח וְאָדֹום דָּגוּל מֵרְבָבָֽה׃

    (Transliterasi) dvōdî sah və’ādvōm dāgûl mērəbābâ:

    (KJV) My beloved white and ruddy, the chiefest among ten thousand.

    (Terjemahan Bebas) Kekasihku itu putih dan merah sehat, pemimpin diantara 10.000 orang.

    (Kidung Agung 5:16)
    (Hebrew) חכו ממתקים וכלו מחמדים זה דודי וזה רעי בנות ירושׁלם׃

    (Hebrew Wiith Vowel) חִכֹּו מַֽמְתַקִּים וְכֻלֹּו מַחֲמַדִּים זֶה דֹודִי וְזֶה רֵעִי בְּנֹות יְרוּשָׁלִָֽם׃

    (Transliterasi) hikvō mamətaqqîm vəkullvō mahămadîm zeh dwōdî vəzeh rē‘î bənwōt yərûšālāim:

    (KJV) His mouth is most sweet: yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem.

    (Terjemahan Bebas) Teramat manis tutur katanya, dia adalah mahămadîm. Inilah kekasihku dan sahabatku, O puteri-puteri Yerusalem.

Sangatlah jelas “my beloved” adalah MAHAMADIM (MHMDM) atau MUHAMMADIM (Muhammad Yang Agung) adalah pemimpin 10.000 orang. Nabi Muhammad adalah pemimpin 10.000 pasukan dalam penaklukkan kota Mekkah di Paran.

(B) Keturunan Nabi Muhammad saw

Sesungguhnya Nabi Ibrahim dan anaknya (Nabi Ismail) telah berdoa ketika berada di Mekkah agar Allah SWT menjadikan keturunan mereka sebagai umat yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

        “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah Al-Baqarah 2:128-129)

    Dalam Perjanjian Lama (Taurat) dicatat :

        “Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.” (Kejadian 17:20)

        “Bangunlah, angkatlah anak itu (Ismail), dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.” (Kejadian 21:1)

    Tidak ada keturunan Ismail suatu umat yang berjaya, kecuali umat Nabi Muhammad saw, sebagaimana yang Allah firmankan,

        “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran 3:110)

    Dalam Perjanjian Lama Taurat Kitab Ulangan,

 (Ulangan 18:18)                                                                                                                           “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”

    Yang dimaksudkan dari antara saudara mereka adalah Bani Ismail dan BUKANNYA Bani Israel sebagaimana keyakinan Yahudi dan Kristen. Yahudi beranggapan bahwa nubuat Ulangan 18:18 adalah untuk Yosua, sedangkan Kristen beranggapan bahwa nubuat Ulangan 18:18 adalah untuk Yesus.

    Namun pernyataan Umat Kristen dan Yahudi tertolak dengan sendirinya melalui ayat,

        (Ulangan 34:10)
        וְלֹֽא־קָם נָבִיא עֹוד בְּיִשְׂרָאֵל כְּמֹשֶׁה אֲשֶׁר יְדָעֹו יְהוָה פָּנִים אֶל־פָּנִֽים׃

        vəlō`-qām nāby` ‘ovd bəyiśərā’ēl kəmōšeh ‘ăšer yədā‘vō yəhvâ pānîm ‘el-pānîm

        vəlō` (TIDAK) -qām (BANGKIT) nāby` (NABI) ‘ovd (LAGI) bəyiśərā’ēl (ISRAEL) kə (SEPERTI) mōšeh (MUSA) ‘ăšer yədā (KENAL) ‘wō yəhvâ (TUHAN) pānîm (MUKA) ‘el-pānîm (MUKA).

        “Tidak ada lagi nabi yang bangkit di Israel, Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka.” (Ulangan 34:10 Terjemahan Bebas)

PERHATIAN : Nabi Muhammad adalah Nabi seperti Musa, karena ia memiliki kitab suci dan hukum yang baru, dan nabi Muhammad bukanlah orang Israel. Berdasarkan Ulangan 34:12, hanya nabi Musa saja di kalangan bani Israel yang dianugerahi mukjizat luar biasa oleh Tuhan. Jadi nabi Yosua, nabi Yesus, dan nabi-nabi dari kalangan bani Israel lainnya sama sekali tidak ada yang bisa menyamai mukjizat nabi Musa (baca Ulangan 34:12).

    Ulangan 34:12 (KJV Bible)
    And in all that mighty hand, and in all the great terror which Moses shewed in the sight of all Israel.

    Ulangan 34:12 (LAI 1974)
    dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

    Ulangan 34:12 (Transliterasi)
    úləkol hayyād hahăzāqāh úləkol hammovrā` haggādovl `ăser ’āsāh moseh lə’ēynēy kāl-yisərā`ēl.

    Ulangan 34:12 (Bahasa Ibrani)
    וּלְכֹל הַיָּד הַחֲזָקָה וּלְכֹל הַמֹּורָא הַגָּדֹול אֲשֶׁר עָשָׂה מֹשֶׁה לְעֵינֵי כָּל־יִשְׂרָאֵֽל׃

Taurat mencatat bahwa Ismail adalah seorang pemanah di padang pasir Pasir.

    “Allah menyertai anak itu (Ismail), sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun (Paran) dan menjadi seorang pemanah.” (Kejadian 21:20)

Nabi Muhammad pun telah mengisyaratkan dalam haditsnya bahwa nenek moyangnya adalah seorang pemanah. Dan dalam hal ini telah terjadi pada kabilah Aslam beberapa orang dari mereka yang memanah dengan busur, maka nabi Muhammad berkata kepada mereka:

    “Panah lah wahai keturunan Ismail, sesungguhnya bapak kamu (Ismail) adalah seorang pemanah.” (Bukhori kitab al Jihad wa Sair, Ibnu Majah dalam kitab Al Jihad).

(C) Karakteristik Nabi Muhammad Di Dalam Alkitab

    Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sebuah hadits yang disandarkan kepada Abdullah bin Mas’ud yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mendengarkan orang-orang Yahudi membaca Taurat di sebuah Kanisah (kuil). Tatkala Rasulullah SAW masuk ke Kanisah itu, mereka berhenti membacanya, lalu Rasulullah SAW bertanya :”Mengapa kamu berhenti membacanya?” Seorang yang sedang sakit di tempat itu kemudian mengambil kitab Taurat lalu membacanya sampai kepada penjelasan sifat Rasulullah SAW dan umatnya. Setelah itu orang yang membaca tersebut berucap :”Inilah sifat-sifat engkau dan umatmu, saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah rasul (utusan) Allah.

Berikut adalah beberapa karakteristik Nabi Muhammad dalam alkitab antara lain :

(1) Bahwasanya Kerajaan Syeba (Yaman) akan tunduk pada Nabi Muhammad

    “Kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!” (Mazmur 72:10)

Telah habis masa kerajaan Yaman, dan tidak ada lagi seorang nabi yang nanti raja Yaman akan tunduk padanya, kecuali kepada Nabi Muhammad SAW.

(2) Bahwasanya Nabi Muhammad memiliki kekuasaan pengadilan dan hukum

    “Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!” (Mazmur 72:4)

Nabi Muhammad adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin pemerintahan Islam. Ia memiliki kekuasaan pengadilan. Dengan kekuasaanya, ia menegakkan keadilan didaerah kekuasaannya.

(3) Bahwasanya Nabi Muhammad membawa ajaran Shalowm (Salam/Islam)

    “Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera (Shalowm) bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!” (Mazmur 72:3)

Shalowm (bahasa Ibrani) atau Salam (Bahasa Arab) adalah arti kata Islam. Nabi Muhammad membawa ajaran Islam (Shalowm) dan menegakkan kebenaran dengan kekuasaan yang dimilikinya.

(4) Bahwasanya beliau adalah pahlawan yang menyandang pedang

    “…kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya. Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan…. (Mazmur 45:2-3)

(5) Bahwasanya Tuhan akan memasyurkan nama nabi Muhammad

    “Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.” (Mazmur 45:17)

(6) Bahwasanya Nabi Muhammad Adalah Batu Penjuru

    “Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru : hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita . Sebab itu, aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu .”

“yang dibuang” : Nabi Muhammad keturunan Ismail yang dibuang (diusir) oleh Sarah.
“batu penjuru” : Nabi terakhir.
“ajaib di mata kita” : Bangsa Yahudi akan memandang ajaib, karena selama ini kenabian selalu lebih banyak lahir dari mereka.
“Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” : Artinya Kerajaan Allah akan berpindah dari Bani Israel ke Bani Ismail yang dibuang dahulu.

    Nabi Muhammad bersabda :
    “Sesungguhnya perumpamaan saya dengan nabi-nabi sebelumku adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah rumah, ia perindah dan perhiasi rumah itu, kecuali hanya satu tempat batu saja disalah satu sudut bangunan itu, maka orang-orang berthawaf (berkeliling) disekitarnya, mereka ta’jub terhadap bangunan itu seraya berkata: “Tidakkah lobang ini diletakkan satu batu?” Beliau (nabi Muhammad saw) berkata: “Aku lah satu batu itu dan akulah penutup para nabi.” (Lihat Bukhori, kitab “Manaqib”. Muslim pada kitab “Al-Fadhail”)

(7) Bahwasanya Nabi Muhammad Akan Hijrah (dari Mekkah) Dan Disambut penduduk kota Yang Didatanginya (Madinah).

    (Yesaya Pasal 21:13-17)
    “Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah kafilah orang Dedan ! Hai penduduk tanah Tema , keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah mengatakannya.”

Dedan : adalah di Arabia bagian Utara. Negeri yang dekat dengan kota Madinah daripada Tema.
Tema : adalah anak Ismail. Daerah utara dekat kota Madinah.
Kedar : adalah anak Ismail.

PERHATIAN : Nubuat kitab Yesaya sangat bertepatan karena sesuai dimana Yahweh (Allah Israel ) berfirman bahawa anak-anak Ismail di Arabia akan mendapat wahyu dari-Nya. Wahyu yang diterima Yesaya memerintahkan kepada orang-orang Tema supaya menghidangkan makanan dan minuman kepada orang-orang yang lari dari pedang. Nabi Muhammad dan umat Muslim kota Mekkah hijrah pada tahun 1 Hijriah menuju kota Madinah dimana mereka mendapat sambutan meriah dari penduduk kota Madinah.

(8) Bahwasanya setahun setelah hijrah akan ada perang yang dimenangkan oleh beliau

    (Yesaya Pasal 21:13-17)
    “Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah kafilah orang Dedan ! Hai penduduk tanah Tema , keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: ” Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah mengatakannya.”

PERHATIAN : Nubuat ini digenapi dengan Perang Badar, dimana kaum musyrikin Kota Mekkah menyerang Nabi Muhammad saw dan pasukan Islam yang berpusat di Madinah. Nabi Muhammad berjaya melawan Kafir Musyrik Mekah. Pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun 1 Hijrah, Nabi Muhammad saw tiba di Kota Madinah dan Perang badar berlaku pada tanggal 17 Ramadhan thn 2 Hijriah. Jadi dengan selisih satu tahun, Nabi Muhammad saw memimpin pasukan Muslim mengalahkan Kaum Musyrikin Mekkah dalam Perang Badar.

(Ali‘Imran3:123-126)                                                                                                                                                                   Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(9) Bahwasanya Beliau Mengendarai Unta

    “Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh perhatian.” (Yesaya 21:7)

PERHATIAN : Pandangan Yesaya ini terbahagi kepada dua bahagian, bahawa seorang Penunggang Keledai dan seorang Penunggang Unta, umumnya Kristen akan berkata bahwa sang penunggang Keledai itu adalah Yesus (Yohanes 12:14). Lalu siakapah yang dijanjikan akan mengendarai unta ? Tokoh yang dinubuatkan oleh Yesaya ini tidak akan pernah digenapi selain untuk Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad mengendarai unta sebab ia tinggal digurun pasir.

(10) Bahwasanya Bani Ismail Akan Menyanyikan Nyanyian Baru Bagi Tuhan

    “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhann, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.” (Yesaya 42:10-12)

PERHATIAN : Nyanyian bagi mereka adalah nyanyian Azan, Ziikir, dan Takbir kepada Allah swt. Hingga kini hanya ada nyanyian Azan di Arab Saudi, bukan nyanyian Gereja karena 100% penduduk Arab Saudi adalah muslim. Bukit Batu adalah merujuk di kota Madinah. Selain itu kata “NYANYIAN” ini adalah perkataan simbolik ataupun metafora atau lebih mudah jika saya katakan adalah kiasan. Bacaan Al-Quran juga merupakan Nyanyian Baru dari Allah swt kepada seluruh alam. Al-Quran dibaca berlagu dan berirama, mukjizat ini juga memenuhi maksud bahawa manusia suka pada yang berirama dan berlagu kerana Irama dan Lagu adalah Fitrah bagi manusia dari Allah swt.

(11) Bahwasanya kambing dan domba Nebayot dan Kedar akan dipersembahkan di Baitullah (Bait Allah)

    “Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku. ” (Yesaya 60:7)

PERHATIAN : Umumnya Kristian akan berkata bahwa Yesaya 60:7 ini adalah untuk Yesus. Namun sejarah hingga kini mencatat Nebayot, Kedar, dan keturunan Ismail lainnya hanya tunduk kepada Nabi Muhammad saw. Rumah keagungan-Ku adalah Baitullah di Ka’bah dan BUKANNYA Basilika St Petrus di Roma dan Gereja di Yerusalem. Ini Karena Bani Ismail tidak pernah mempersembahkan kambing dan domba untuk korban kepada Paus Roma maupun Uskup di Yerusalem.

(12) Bahwasanya Beliau Senantiasa Didoakan setiap waktu

    “Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!” (Mazmur 72:15)

PERHATIAN : Beginilah keadaan Nabi Muhammad saw, umat Muslim selalu mendoakan dan memberkati setiap kalinya dalam sholat (sembahyang) yakni melalui salawat. Selawat ini bermaksud sebagai tanda Terima Kasih kami umat islam kepada Baginda saw yang membawa petunjuk kepada kebenaran. Ganjaran selawat kepada Nabi Muhammad saw itu juga akan dikembalikan kebaikannya kepada mana-mana individu yang mengamalkannya dengan izin Allah swt.

(13) Bahwasanya Beliau akan memimpin 10.000 pasukan menaklukkan Paran

    Ulangan 33:2 (KJV Bible)
    “And he said, The Lord came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a fiery law for them.

    “Berkatalah ia: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit dari Seir kepada mereka; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dengan 10.0000 orang kudus; di sebelah kanannya tampak kepada mereka api yang menyala.”

Kata “RIGHT HAND” dapat diertikan sebagai arah “Selatan” . Tentu menjadi persoalan, mengapa “Right Hand” ertinya “Selatan”?. Cuba kamu berdiri tegak dengan kedudukan yang sempurna menghadap ke arah Timur, lalu rentangkan kedua tangan kamu. Maka ketika kamu berdiri tegak menghadap ke arah ”Timur” maka Tangan Kiri kamu akan menghadap ke arah ”Utara”, dan Tangan Kanan kamu akan menghadap ke arah “Selatan”.

    Mungkin kamu akan bertanya lagi : “Mengapa arahnya harus menghadap ke Timur?” Jawapannya adalah berdasarkan Kitab Ulangan 33:2 menyebut Tuhan ini diibaratkan Matahari yang bersinar. Sudah tentu Matahari bersinar dari arah Timur dipagi hari. Sehingga ketika kamu menghadap ke arah “Timur”, Tangan Kiri kamu menghala ke arah “Utara”, Tangan Kanan kamu akan menghala ke arah “Selatan”. Kamu boleh praktikkan hal ini sendiri.

Jadi penafsirannya adalah;

    “Dan ia berkata, Tuhan datang dari Sinai, dan terbit kepada mereka dari Seir, ia bersinar dari pegunungan Paran, dan ia datang dengan 10.000 orang kudus dari Selatan dengan hukum yang berapi-api. ” (Ulangan 33:2)

“Sinai” : adalah Tempatnya Musa.
“Seir” :  adalah Palestin, yakni tempat Yesus (Nabi Isa a.s).
“Dan di pegunungan Paran” : Nabi Muhammad saw datang menakluk Kota Mekkah beserta 10.000 orang dengan hukum yang berapi-api.

Menarik untuk diperhatikan bahawa Bible Revisi Terbaru yakni Today’s New International Version (TNIV) dan New International Version (NIV) – meskipun mempunyai perbezaan dengan pernyataan Bible KJV, namun Kitab tersebut TETAP MENYATAKAN bahwa Paran terletak di Selatan.

    Ulangan 33:2 (TNIV dan NIV)
    “He said: “The LORD came from Sinai and dawned over them from Seir; he shone forth from Mount Paran. He came with [a] myriads of holy ones from the south, from his mountain slopes.”

(14) Bahwasanya Kiblat tidak lagi di Yerusalem

    “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kemudian Yesus berkata: ” hai perempuan, percayalah kepadaku, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (Yohanes 4:20)

PERHATIAN : Kitab Yohanes diatas mencatat sabda Yesus tentang bagaimana cara menyembah (worship) Allah yang benar dan bila TIBA MASANYA NANTI KIBLAT TIDAK BERADA DI JERUSALEM. Berpindahnya KIBLAT tempat menyembah Allah, tidak akan pernah terjadi selain daripada masa kenabian Muhammad saw.

(D) Apakah Mereka Tidak Beriman?

Dari sekian banyak contoh dari khabar gembira yang telah disebutkan diatas, sangat jelas paada kita bahwa kitab-kitab suci terdahulu yakni Taurat, Mazmur (zabur), kitab-kitab suci Yahudi lainnya, dan Injil telah mengisyaratkan agar umatnya dapat mengenali sang Nabi Penutup. Hal ini telah ada berabad-abad sebelum sang Nabi penutup yakni Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah.

Berita gembira tentang diutusnya Nabi Muhammad saw sangat masyhur sekali dikalangan umat-umat terdahulu. Kerana nabi-nabi mereka telah mengkhabarkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Dan berita-berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci samawi terdahulu inilah yang menyebabkan kebanyakan orang masuk Islam.

Sebagaimana Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), mereka menunggu kedatangan Nabi Terakhir. Maka tatkala ia datang, mereka yang menhetahui ajaran Taurat diantaranya adalah Abdullah Bin Salam dan Allah swt menceritakan hal ini dalam surat al-Ahqaf ;

    “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Ahqaaf 10)

Dan sebahagian dari ahlulkitab (Yahudi dan Nasrani) itu ada yang berpaling terhadap kebenaran. Timbullah perasaan iri dan dengki dikalangan mereka. Bahkan mereka terus-menerus memusuhi, membenci, dan memerangi baginda saw. Kemudian mereka mempelajari teks-teks Alkitab yang menyebutkan tentang nama dan karakteristik Nabi Muhammad, lalu mengeditnya (mengubahsuai mengikut kemahuan mereka).

    “….. kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya …..” (Surah Al-An’am :91)

    “….. Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya …..” (Surah An-Nisaa’ 4:46)

    “….. Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya …..” (Surah Al Maa’idah 5:13)

    “….. sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.” (QS At Taubah :34)

    “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud mengambil jalan di antara yang demikian, merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (Surah An Nisaa’ 4:150-151)

Penggantian dan perubahan terhadap isi alkitab terus-menerus dilakukan oleh pendeta Kristian hingga saat ini. Namun, isyarat yang pasti dan bukti yang nyata dalam Alkitab hingga kini masih terdapat sisa-sisa keterangan (yang masih belum diedit) yang dengan jelas menyebutkan tentang karakteristik Nabi Muhammad SAW. Jika semua ayat-ayat itu tidak dituju kepada Nabi Muhammad saw, maka Ramalan Kenabian dalam Alkitab tidak akan lengkap dan tidak akan terpenuh sehingga ke Hari Kiamat.

Penulis telah mendapatkan dalam Alkitab mengenai nama, karakteristik, tempat ia diutus, juga disebutkan pula tutur kata beliau, dan peristiwa hijrah Nabi Muhammad dan kekalahan musuh-musuhnya. Semua karakteristik itu tidak sesuai bagi setiap orang kecuali pada diri Nabi Muhammad SAW.

    “Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam……” (QS Ali ‘Imran 19)

RUJUKAN 
                                                                                                                                                                                                        
    Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, halaman 757, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Houve, Jakarta, cetakan keenam, 2003.
    Muhammad Dalam Kitab Samawi, Oleh Syeikh Abdul Majid A. Zainuri, Penerbit Iqra Insan Press, cetakan pertama, 2004.
    Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, halaman 757, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Houve, Jakarta, cetakan keenam, 2003.
    King James Version Bible.
    Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia

Etika Ber Istighfar

Syarat-syarat Istighfar dan Etika-etikanya

Istighfar yang diterima oleh Allah SWT harus memenuhi syarat-syarat dan etikanya; yaitu, antara lain:

1. Syarat yang pertama adalah: niat yang benar dan ikhlas semata ditujukan kepada Allah SWT. Karena Allah SWT tidak menerima amal perbuatan manusia kecuali jika amal itu dilakukan dengan ikhlas semata untuk-Nya. Allah SWT berfirman:

    "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus" [QS. Al Bayyinah: 5].

Dan sabda Rasulullah Saw :

    "Seluruh amal perbuatan manusia ditentukan oleh niatnya. Dan orang yang beramal mendapatkan balasan atas amalnya itu sesuai dengan apa yang diniatkannya". Hadits muttafaq alaih.

2. Syarat kedua adalah: agar hati dan lidah secara serempak melakukan istighfar. Sehingga tidak boleh lidahnya berkata: aku beristighfar kepada Allah SWT, sementara hatinya ingin terus melakukan maksiat. Dari Ibnu Abbas r.a. diriwayatkan, ia berkata: "orang yang beristighfar kepada Allah SWT dari suatu dosa sementara ia masih terus menajalankan dosa itu maka ia seperti orang yang sedang mengejek Rabbnya!"

Rabi'ah berkata: istighfar kita butuh kepada istighfar lagi! Jika istighfar kita hanya dengan lidah saja, tidak disertai dengan hati.

3. Di antara adab yang melengkapi istighfar itu adalah: agar ia berada dalam keadaan suci, sehingga ia berada dalam kondisi yang paling sempurna, zhahir dan bathin. Seperti dalam hadits Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. (dan apa yang diucapkan oleh Abu Bakar itu adalah benar adanya) meriwayatkan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabsda:

    "Tidak ada seseorang yang berbuat dosa, kemudian ia bangun dan bersuci serta memperbaiki bersucinya, kemudian ia beristighfar kepada Allah SWT, kecuali Allah SWT pasti mengampuninya" [Al Hafizh berkata: hadits ini diriwaytkan oleh Ahmad dan yang empat dan Ibnu Hibban mensahihkannya. Fathul Bari: 11/ 98. Sedangkan dalam Jami' Shagir dinisbahkan kepada Abi Daud dan Tirmizi. Sementara Al Albani menyebutkannya dalam Dha'if al Jami' (5006)]. Kemudian Rasulullah Saw membaca ayat :

    "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" [QS. Ali Imran: 135].

Dalam hadits Abu Bakar secara marfu' dikatakan:

    "Tidak ada orang yang dianggap terus melakukan dosa jika ia langsung beristighfar dan meminta taubat, meskipun dalam satu hari ia dapat mengulang (dosa itu) sampai tujuh puluh kali " [Dalam Fathul Bari: Hadits dikeluarkan oleh Abu Daud dan Tirmizi juga].

4. Di antara adab itu adalah: agar ia ber istighfar kepada Allah SWT, dan ia berada dalam kondisi takut dan mengharap. Karena Allah SWT menyifati diri-Nya dengan firman-Nya:

    "Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya" [QS. Ghafir: 3].

Dan firman Allah SWT :

    "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS. Al Maidah: 98].

    "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia sekalipun mereka zhalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya" [QS. ar-Ra'd: 6].

    "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS. al Hijr: 49].

Ayat-ayat semacam ini banyak, dan seluruhnya menanamkan keseimbangan dalam hati antara takut dan mengharap. Tidak ada yang merasa aman dari balasan Allah SWT, kecuali mereka yang merugi. Dan tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah SWT kecuali orang-orang kafir.

Oleh karena itu orang yang melakukan dosa tidak seharusnya meninggalkan istighfar, sebanyak dan sebesar apapun dosa yagn telah ia perbuat. Karena ampunan Allah SWT lebih besar dari dosanya itu, rahmat-Nya lebih luas, dan ampunanNya lebih besar.

Dalam hadits qudsi yang terkenal, yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Dzar dari Nabi Saw dari Rabbnya Azza wa Jalla:

    "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian ".

5. Di antara adab itu adalah: agar ia memilih waktu yang utama. Seperti saat menjelang subuh. Seperti firman Allah SWT :

    " Dan yang memohon ampun di waktu sahur" [QS. Ali Imran: 17].

    "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)" [QS. adz-Dzariaat: 18].

    Dan ketika anak-anak Ya'qub berkata kepada ayah mereka: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [QS. Yusuf: 97-98].

Para mufassir berkata: beliau menunda istighfar itu hingga waktu menjelang subuh, karena pada saat itu, doa lebih dekat untuk dikabulkan, jauh dari ria, lebih bersih bagi hati, dan ia adalah waktu tajalli Ilahi pada sepertiga terakhir dari waktu malam.

6. Di antara adab itu adalah: istighfar dalam shalat. Pada saat bersujud, sebelum salam atau setelah salam.

    Rasulullah Saw telah mengajarkan Abu Bakar untuk mengucapkan sebelum salam: "Wahai Allah, sesungguhnya aku telah berbuat zalim kepada diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau, maka ampunilah daku dengan ampunan dari-Mu, dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi ampunan dan Maha Penyayang ".

7. Di antara adab itu adalah: agar ia berdo'a bagi dirinya sendiri dan bagi kaum mu'minin, sehingga ia masuk dalam kelompok mereka, semoga Allah SWT menyayanginya dan mengampuninya dengan berkah mereka dan dengan masuk dalam kelompok mereka.

Oleh karena itu kita dapati para nabi tidak hanya ber istighfar kepada diri mereka. Namun juga bagi diri mereka, bagi kedua orang tua mereka, serta bagi kaum mu'minin dan mu'minat seperti terdapat dalam do'a Nur dan Ibrahim serta nabi-nabi lainnya.

Di antara do'a Nuh itu adalah:

    "Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan" [QS. Nuuh: 28].

Dan dari do'a Ibrahim adalah:

    "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang -orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" [ QS. Ibrahim: 41].

8. Di antara adab itu adalah: agar ia berdo'a dan ber istighfar dengan redaksi yang disebutkan dalam al Quran dan sunnah. Karena ia adalah redaksi yang terbaik, paling besar nilainya, paling luas maknanya serta paling merasuk dalam hati. Berbeda halnya dengan redaksi-redaksi doa dan wirid lain yang dibuat oleh manusia, di sana tidak ada kemanusiaan susunan kalimat al Quran serta keindahan kata-kata yang digunakan dalam hadits.

Dan dalam ber istighfar dan berdo'a dengan al Quran dan hadits itu mendapatkan dua balasan:

    Balasana doa dan istighfar.
    Balasan mengikuti al Quran dan sunnah.

Di antara redaksi-redaksi doa al Quran adalah; doa yang diucapkan oleh Adam, Nuh, Ibrahim dan nabi-nabi serta rasul-rasul yang lain. Di antaranya adalah:

    "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" [QS. al A'raaf: 23].

    "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali, " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" [QS. al Mumtahanah: 4-5].

    "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir " [QS. Ali Imran: 147].

    "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" [QS. Al Hasyr: 10].

    "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu"; maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti" [QS. Ali Imran: 193].

Dan dalam hadits terdapat do'a dengan redaksi yang bermacam-macam. Di antaranya adalah sayyidul istihgfar yang telah kami sebutkan sebelumnya. Di antaranya adalah:

    "Wahai Tuhanku, ampunilah kesalahanku, kebodohanku serta tindakanku yang berlebihan dalam urusanku".

Di antaranya adalah:

    "Ya Allah, jauhkanlah daku dari kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahanku dengan air, salju dan embun. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahan seperti baju yang putih dibersihkan dari kotoran". Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abi Hurairah dan diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari A'isyah. Dan adalah Rasulullah Saw berdo'a dengan do'a itu setelah takbiratul ihram dalam shalat, serta sebelum membaca surah Al Fatihah.

Di antaranya adalah:

    "Ya Allah, ampunilah kesalahanku, luaskanlah rumahmu dan berilah keberkahan dalam rezekiku". diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmizi serta ia menilainya sebagai hadits hasan, dan Abu Ya'la serta periwayat yang lain dari Abi Musa.


Pengarang: Dr. Yusuf al Qardhawi